Trò Trâu: Tradisi Adu Kerbau di Vietnam yang Penuh Kontroversi
Habered – Trò trâu atau adu kerbau merupakan salah satu festival tradisional paling terkenal di Vietnam, khususnya di Do Son, Hai Phong. Tradisi ini telah berlangsung selama ratusan tahun dan diyakini berawal dari kebiasaan masyarakat nelayan setempat yang mengadakan ritual untuk memohon perlindungan para dewa laut. Kerbau dianggap sebagai hewan sakral yang kuat, sehingga pengorbanannya dipercaya mampu membawa keselamatan dan panen berlimpah.
Festival ini biasanya diadakan pada bulan kedelapan kalender lunar dan selalu menarik perhatian ribuan warga lokal maupun wisatawan.
Kerbau yang ikut serta dalam trò trâu bukanlah kerbau biasa. Hewan-hewan ini dipilih dengan cermat sejak masih muda, lalu dirawat secara khusus. Pemilik biasanya memberi makanan terbaik, melatih fisik, bahkan melakukan ritual spiritual agar kerbau mereka tangguh saat bertarung.
“Baca Juga: Mopane Worms (Ulat Mopane), Camilan Ekstrem Afrika yang Kaya Nutrisi”
Menjelang festival, kerbau-kerbau tersebut dihias dengan cat merah di kepala dan tanduknya sebagai simbol keberanian dan kekuatan. Prosesi pawai juga dilakukan, diiringi tabuhan genderang dan nyanyian tradisional, menambah nuansa sakral sebelum pertarungan dimulai.
Dalam arena, dua ekor kerbau dilepaskan untuk saling menyerang dengan tanduk mereka. Pertarungan ini bisa berlangsung beberapa menit hingga salah satu kerbau menyerah dan melarikan diri. Sorak-sorai penonton membuat suasana semakin menegangkan, menjadikan trò trâu sebagai tontonan rakyat sekaligus ritual adat.
Namun, setelah pertarungan usai, kerbau pemenang maupun yang kalah biasanya disembelih. Dagingnya kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai bagian dari persembahan kepada dewa serta simbol keberkahan.
Bagi sebagian masyarakat Vietnam, trò trâu bukan sekadar hiburan, tetapi juga warisan budaya yang mempererat komunitas dan menjaga tradisi leluhur. Festival ini bahkan telah diakui sebagai warisan budaya nasional.
Meski begitu, tradisi ini menuai kritik dari kelompok pecinta hewan karena dianggap penuh kekerasan dan tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan modern. Perdebatan pun terus berlangsung: antara mempertahankan budaya leluhur atau menghentikan praktik yang dinilai kejam.
Trò trâu mencerminkan betapa kuatnya ikatan masyarakat Vietnam dengan kepercayaan dan tradisi mereka. Festival ini adalah cerminan budaya yang kaya, meskipun menimbulkan pro dan kontra. Bagi banyak orang, trò trâu tetap menjadi simbol keberanian, pengorbanan, dan harapan akan kesejahteraan di masa depan.
“Simak Juga: Adu Gizi, Tahu Vs Tempe, Siapa Unggul dalam Protein?”
This website uses cookies.