Tradisi Istana: Pangeran Jepang Hisahito Ikuti Upacara Kedewasaan, Ini Maknanya!
Habered – Pangeran Hisahito baru saja menjalani prosesi kedewasaan yang sarat akan tradisi di Istana Kekaisaran Tokyo. Acara ini menandai momen bersejarah, karena ia menjadi laki-laki pertama dalam keluarga Kekaisaran Jepang yang mencapai usia dewasa setelah lebih dari 40 tahun. Upacara ini bukan sekadar seremoni keluarga, melainkan simbol penting bagi masa depan monarki Jepang yang tengah menghadapi krisis pewaris takhta.
Ritual kedewasaan dilakukan setahun setelah Hisahito genap berusia 18 tahun, karena sebelumnya ia fokus pada ujian masuk perguruan tinggi. Prosesi dimulai dengan penobatan simbolis dan pemakaian busana tradisional, kemudian berdoa di kuil Shinto yang berada di kompleks istana. Ia berganti pakaian dewasa, lalu menaiki kereta kuda menuju tiga kuil untuk menyampaikan doa.
“Simak Juga: Festival Makan Anjing Yulin, Tradisi, Kontroversi, dan Perdebatan Global”
Di sore hari, Hisahito menerima Grand Cordon of the Supreme Order of the Chrysanthemum, medali kehormatan yang menandai pengakuan resmi kedewasaannya. Ia juga menyapa Kaisar Emeritus Akihito dan Permaisuri Michiko sebelum menghadiri perayaan privat bersama keluarga. Agenda berlanjut dengan jamuan resmi bersama Perdana Menteri Shigeru Ishiba dan ziarah ke Kuil Ise, makam Kaisar Jinmu di Nara, serta makam Kaisar Hirohito di Tokyo.
Meski penuh kebanggaan, prosesi ini juga menegaskan rapuhnya garis pewarisan takhta Jepang. Setelah Kaisar Naruhito, hanya ada Putra Mahkota Akishino dan Pangeran Hisahito sebagai penerus laki-laki. Pangeran Hitachi, pewaris lain, sudah berusia 89 tahun. Dengan demikian, masa depan monarki hampir sepenuhnya bertumpu pada Hisahito seorang.
Berbeda dengan masa lalu ketika selir memperkuat garis keturunan, kini aturan modern membatasi suksesi hanya untuk laki-laki dari garis resmi. Padahal sejarah Jepang mencatat ada delapan kaisar perempuan, terakhir Kaisar Gosakuramachi pada abad ke-18. Namun, Undang-Undang Rumah Tangga Kekaisaran 1947 tetap menegaskan bahwa hanya laki-laki yang dapat naik takhta.
Publik Jepang sebenarnya mendukung Putri Aiko, anak Kaisar Naruhito, sebagai penerus. Namun, kelompok konservatif menolak wacana kaisar perempuan. Proposal untuk mengizinkan suksesi perempuan sempat disiapkan pada 2005, tetapi dibatalkan setelah kelahiran Hisahito. Panel konservatif bahkan pernah mengusulkan adopsi keturunan dari cabang keluarga kekaisaran yang telah punah.
Media besar seperti Yomiuri Shimbun mendesak parlemen segera mengambil sikap tegas. “Parlemen harus secara bertanggung jawab mencapai kesimpulan atas krisis yang melingkupi negara dan simbol persatuan rakyat,” tulis editorial mereka. Hingga kini, perdebatan tetap terbuka dan belum ada keputusan final.
Lahir pada 6 September 2006, Hisahito adalah putra tunggal Putra Mahkota Akishino dan Putri Kiko. Ia tumbuh bersama dua kakaknya, Putri Kako dan mantan Putri Mako, yang kehilangan status kebangsawanannya setelah menikah dengan warga biasa.
Kini, Hisahito tengah menempuh pendidikan di University of Tsukuba dengan jurusan biologi. Ia dikenal memiliki minat besar pada serangga, terutama capung. Bahkan, ia pernah menulis makalah ilmiah mengenai survei capung di kediaman Akasaka. Dalam konferensi pers pada Maret 2025, ia menegaskan niatnya mendalami penelitian serangga sekaligus mendorong pelestarian lingkungan perkotaan.
Upacara kedewasaan Pangeran Hisahito menegaskan peran pentingnya sebagai simbol harapan monarki Jepang. Namun, di balik seremoni megah, tersimpan tantangan berat: menjaga kelangsungan garis takhta di tengah keterbatasan pewaris. Masa depan Kekaisaran Jepang kini seakan bergantung pada perjalanan hidup satu pangeran muda.
“Baca Juga: Mitos atau Fakta? Begini Dampak Gerhana Bulan Total bagi Kesehatan”
This website uses cookies.