Mopane Worms (Ulat Mopane): Camilan Ekstrem Afrika yang Kaya Nutrisi
Habered – Mopane worms adalah ulat besar dari spesies Emperor Moth yang hidup di Afrika selatan, khususnya Zimbabwe, Botswana, dan Afrika Selatan. Ulat ini hidup di pohon mopane, yang menjadi sumber makanan utamanya. Meski bagi sebagian orang terdengar ekstrem, mopane worms justru merupakan salah satu makanan tradisional yang sangat dihargai di banyak komunitas Afrika.
Ulat mopane biasanya dipanen secara massal saat musim hujan. Setelah dipetik dari pepohonan, bagian dalam ulat dibersihkan dengan cara diperas untuk mengeluarkan isi perutnya. Selanjutnya, mereka bisa langsung direbus, dikeringkan di bawah sinar matahari, atau digoreng hingga renyah. Proses pengeringan membuat mopane worms dapat disimpan selama berbulan-bulan, menjadikannya bahan makanan yang tahan lama dan mudah diperjualbelikan.
“Simak Juga: Pemakaman Es di Kutub Utara, Tradisi Unik dari Tanah Beku”
Bagi yang belum pernah mencoba, mopane worms mungkin terlihat menantang. Namun, banyak yang menggambarkan rasanya gurih, dengan tekstur renyah di luar dan agak kenyal di dalam. Ketika digoreng dengan bawang, tomat, atau cabai, rasa ulat ini bahkan dianggap mirip daging sapi kering atau keripik gurih. Di pasar tradisional maupun restoran modern di Afrika Selatan, hidangan ulat mopane kini semakin populer. Ulat ini disajikan baik sebagai camilan maupun lauk pendamping nasi jagung (sadza).
Salah satu alasan utama mopane worms begitu digemari adalah kandungan gizinya. Menurut penelitian, 100 gram mopane worms kering mengandung hingga 60% protein, jauh lebih tinggi dibandingkan daging sapi atau ayam. Selain itu, ulat ini juga kaya akan zat besi, kalsium, magnesium, dan serat, sehingga memberikan manfaat gizi penting bagi masyarakat di daerah pedesaan yang aksesnya terhadap daging terbatas.
Selain menjadi bagian dari tradisi kuliner, mopane worms juga berperan penting dalam ekonomi lokal. Ribuan keluarga di Zimbabwe dan Botswana menggantungkan penghasilan dari memanen dan menjual ulat ini, baik di pasar domestik maupun ekspor ke luar negeri. Dengan meningkatnya minat global terhadap edible insects sebagai sumber protein alternatif yang ramah lingkungan, ulat ini dipandang memiliki prospek cerah di masa depan.
Apa yang dulu dianggap makanan ekstrem, kini mulai dilihat sebagai inovasi kuliner berkelanjutan. Ulat mopane bukan hanya simbol budaya Afrika, tetapi juga contoh nyata bagaimana tradisi lokal dapat menjawab tantangan global, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pangan yang sehat dan ramah lingkungan.
“Baca Juga: Daun Surga Asal Kalimantan Jadi Incaran Amerika, Apa Rahasianya?”
This website uses cookies.