Mengenal “Cik Cik Periuk”, Lagu Riang dari Tanah Sambas, Kalimantan Barat
Habered – “Cik Cik Periuk” adalah salah satu lagu tradisional yang berasal dari daerah Sambas, Kalimantan Barat. Lagu ini dikenal luas di masyarakat Melayu Sambas dan sering dibawakan dalam acara-acara budaya, perayaan daerah, serta festival seni. Kata “Cik Cik Periuk” sendiri merujuk pada bunyi atau ritme khas yang menyerupai suara periuk saat diketuk, menciptakan nuansa ceria dan mengundang orang untuk ikut bernyanyi.
Lirik lagu ini menggunakan bahasa Melayu Sambas yang khas. Meski tidak semua orang memahami artinya secara langsung, lagu ini tetap populer karena melodinya yang riang dan mudah diingat. Bahasa Melayu Sambas memiliki logat dan kosakata yang berbeda dari bahasa Melayu standar, sehingga “Cik Cik Periuk” menjadi sarana pelestarian bahasa daerah.
“Simak Juga: Legenda Putri Duyung, Mitos atau Kenyataan?”
Secara umum, lagu ini bercerita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Sambas, menggambarkan keramahan, gotong royong, dan keceriaan dalam pergaulan. Beberapa baitnya juga memuat sindiran atau pesan moral yang disampaikan dengan cara halus dan menghibur, khas dalam tradisi lisan Melayu.
Lagu ini sering dinyanyikan oleh anak-anak hingga orang dewasa, baik untuk hiburan maupun sebagai bagian dari pendidikan budaya. Dalam beberapa kesempatan, “Cik Cik Periuk” diiringi tarian tradisional yang penuh gerakan dinamis, sehingga semakin memperkuat unsur kegembiraan.
Seiring perkembangan zaman, lagu ini tidak hanya dikenal di Kalimantan Barat, tetapi juga di berbagai wilayah Indonesia. Lagu ini sering diajarkan di sekolah-sekolah sebagai lagu daerah dalam pelajaran seni budaya. Beberapa musisi bahkan mengaransemen ulang lagu ini dengan sentuhan modern, tanpa menghilangkan ciri khasnya, agar tetap diminati generasi muda.
Sebagai lagu tradisional, lagu ini merupakan bagian dari kekayaan budaya Nusantara yang patut dilestarikan. Lagu ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga media untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya, bahasa daerah, dan identitas masyarakat Sambas kepada dunia.
“Baca Juga: Gen Ibu atau Ayah, Siapa yang Lebih Mewariskan Obesitas pada Anak?”
This website uses cookies.