Foot Binding: Tradisi Kecantikan yang Menyakitkan dari Tiongkok Kuno
Habered – Di balik sejarah Tiongkok, foot binding adalah tradisi kuno yang mencerminkan standar kecantikan ekstrem dan penindasan perempuan. Praktik ini dilakukan selama berabad-abad dan meninggalkan jejak mendalam pada budaya serta sejarah perempuan Tiongkok.
Foot binding diperkirakan bermula pada masa Dinasti Tang (sekitar abad ke-10), tetapi menjadi sangat populer selama Dinasti Song dan terus berlangsung hingga awal abad ke-20. Tradisi ini berakar pada konsep bahwa kaki kecil adalah simbol kecantikan, status sosial, dan kehormatan.
“Simak Juga: Misteri Legenda Atlantis, Peradaban Hilang yang Masih Dicari Dunia”
Prosesnya biasanya dimulai sejak gadis berusia 4 hingga 7 tahun. Kaki mereka akan direndam air hangat, lalu jari-jari kaki dilipat ke dalam telapak kaki dan dibalut sangat ketat menggunakan kain. Tujuannya adalah agar kaki tidak tumbuh dan terbentuk menjadi ukuran sekitar 7–10 cm, yang disebut sebagai “lotus feet”.
Di masa itu, memiliki kaki kecil dianggap sebagai tanda keanggunan dan kehalusan seorang perempuan. Banyak keluarga mengikat kaki anak perempuan mereka untuk meningkatkan peluang menikah dengan pria dari kalangan atas, karena kaki kecil dipandang lebih menarik dan menunjukkan bahwa sang perempuan berasal dari keluarga yang tidak perlu bekerja keras.
Namun, tradisi ini juga memperkuat ketimpangan gender. Perempuan dengan kaki terikat mengalami rasa sakit yang luar biasa, kesulitan berjalan, dan rentan terhadap infeksi atau kerusakan permanen pada tulang. Banyak dari mereka yang menderita seumur hidup demi memenuhi standar kecantikan yang kejam.
Memasuki abad ke-20, foot binding mulai ditinggalkan. Gerakan modernisasi, masuknya pengaruh Barat, serta meningkatnya kesadaran akan hak perempuan mendorong pemerintah Tiongkok untuk melarang praktik ini secara resmi pada tahun 1912. Meskipun demikian, praktik ini masih berlangsung di daerah-daerah pedesaan hingga pertengahan abad ke-20.
Hari ini, foot binding dikenang sebagai salah satu simbol nyata bagaimana standar kecantikan ekstrem dapat berdampak negatif bagi kesehatan dan kebebasan perempuan. Banyak museum dan dokumentasi sejarah menyimpan sepatu-sepatu kecil khas tradisi ini sebagai pengingat masa lalu yang kompleks dan menyakitkan.
Tradisi ini menjadi pelajaran penting bagi generasi modern untuk mendefinisikan ulang kecantikan, tidak dengan penderitaan. Namun, dengan penghargaan terhadap kesehatan dan kebebasan individu.
“Baca Juga: Vitamin C Mudah Rusak, Panduan Memilih yang Tepat”
This website uses cookies.