Chinese Lute: Lute Tradisional Tiongkok yang Penuh Sejarah
Habered – Chinese lute, pipa, merupakan salah satu alat musik yang paling terkenal dan memiliki sejarah panjang dalam kebudayaan Tiongkok. Alat musik berdawai ini telah menjadi simbol musik klasik Tiongkok selama lebih dari dua ribu tahun. Dengan bentuk tubuh bulat memanjang dan empat senar, pipa menghasilkan suara tajam namun melodius yang mampu menggambarkan beragam emosi serta kisah dalam musik tradisional Tiongkok.
Sejarah pipa dapat ditelusuri hingga masa Dinasti Han (sekitar abad ke-2 SM), meskipun bentuk awal alat musik ini berbeda dari versi modern. Kata “pipa” sendiri berasal dari teknik memainkannya: pi berarti memetik senar ke depan, dan pa berarti memetik ke belakang. Pada masa lalu, pipa dimainkan di istana kekaisaran, pertunjukan rakyat, dan bahkan dalam konteks spiritual atau upacara keagamaan.
“Baca Juga: Filosofi Konfusianisme, Ajaran Moral dari Tiongkok Kuno”
Seiring waktu, pipa mengalami banyak perubahan dalam struktur dan teknik bermain. Pada masa Dinasti Tang (618–907 M), pipa menjadi alat musik utama di pengadilan dan dipadukan dengan berbagai pertunjukan seni lainnya seperti tari dan drama.
Pipa memiliki tubuh kayu dengan leher pendek dan empat senar yang disetel dalam interval tertentu. Terdapat antara 12 hingga 26 fret di permukaan depannya, memungkinkan pemain menghasilkan beragam nada dan ekspresi musik. Alat musik ini dimainkan secara vertikal dengan menggunakan kuku tiruan atau jari tangan kanan untuk memetik senar. Sementara tangan kiri menekan senar dan melakukan teknik vibrato, sliding, atau bending.
Teknik bermain pipa terkenal akan kerumitannya. Salah satu teknik paling dikenal adalah “lun zhi” atau petikan melingkar cepat yang menciptakan efek suara berputar, sangat khas dalam musik pipa klasik.
Lebih dari sekadar alat musik, pipa memiliki nilai estetika dan filosofis dalam budaya Tiongkok. Musiknya kerap menggambarkan keindahan alam, pertempuran heroik, atau perasaan mendalam seorang wanita. Pipa sering diasosiasikan dengan keanggunan, kelembutan, serta kekuatan spiritual.
Di era modern, pipa masih diajarkan secara luas di sekolah musik dan tampil dalam berbagai pertunjukan, dari konser solo hingga kolaborasi orkestra internasional. Bahkan, musisi kontemporer telah memadukan pipa dengan musik jazz, pop, dan elektronik, membuktikan fleksibilitas alat musik ini dalam lintas budaya.
“Simak Juga: Gummy Smile, Ketika Gusi Terlihat Saat Tersenyum”
This website uses cookies.