Blood and Milk: Minuman Tradisional Ekstrem Suku Maasai
Habered – Bagi sebagian besar orang di berbagai belahan dunia, minuman tradisional blood and milk mungkin terdengar ekstrem. Namun, bagi Suku Maasai di Kenya dan Tanzania, minuman ini merupakan bagian penting dari budaya, nutrisi, dan identitas mereka. Campurannya dibuat dari susu sapi segar yang dipadukan dengan sedikit darah sapi yang diambil tanpa membunuh hewan.
Minuman ini dikonsumsi pada berbagai kesempatan, mulai dari ritual inisiasi, perayaan panen, hingga situasi darurat ketika sumber makanan lain terbatas. Dalam kehidupan tradisional Maasai, ternak, terutama sapi, bukan hanya aset ekonomi, tetapi juga pusat kehidupan sosial dan spiritual.
Pengambilan darah dilakukan dengan teknik khusus agar tidak melukai sapi secara permanen. Biasanya, bagian pembuluh darah leher sapi ditusuk dengan panah kecil atau alat tajam. Darah yang keluar ditampung dalam wadah, kemudian luka sapi segera ditutup menggunakan tanah liat atau kotoran sapi yang memiliki sifat antiseptik alami.
“Simak Juga: Ta Moko, Seni Tato Wajah yang Menggambarkan Identitas dan Budaya Maori”
Proses ini mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan ternaknya. Suku Maasai sangat menghargai hewan-hewan mereka dan memastikan sapi tetap sehat, karena darah dapat diambil kembali beberapa minggu kemudian.
Darah sapi kaya akan protein, zat besi, dan mineral, sementara susu mengandung lemak, kalsium, dan vitamin penting. Kombinasi keduanya menghasilkan minuman berenergi tinggi yang dapat mengatasi anemia dan membantu mempertahankan stamina, terutama di wilayah kering yang membatasi variasi makanan.
Bagi para prajurit Maasai (Morani), minuman ini dianggap sebagai sumber kekuatan dan daya tahan tubuh. Di masa lalu, blood and milk menjadi asupan utama saat mereka berada dalam perjalanan panjang atau menjalankan misi menjaga wilayah.
Blood and milk bukan hanya minuman, tetapi juga simbol kebanggaan budaya. Dalam masyarakat Maasai, meminum campuran ini menandakan kedekatan dengan tradisi leluhur dan peran penting ternak dalam kehidupan mereka. Generasi muda masih memelihara kebiasaan ini, meskipun pengaruh modernisasi mulai mengubah pola konsumsi.
Di era globalisasi, blood and milk tetap menjadi ikon unik budaya Maasai yang memancing rasa ingin tahu wisatawan dan peneliti. Meski sebagian orang luar menganggapnya ekstrem, bagi Suku Maasai minuman ini adalah bukti keterampilan bertahan hidup dan ikatan kuat antara manusia dengan alam.
Bagi mereka, setiap tegukan blood and milk adalah warisan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
“Baca Juga: Jangan Takut Vitamin Saat Diet, Ini Suplemen yang Aman Menurut Pakar”
This website uses cookies.