Habered – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menegaskan pentingnya sikap hormat anak terhadap orang tua, meskipun ada perbedaan agama di antara mereka. Dalam kesempatan yang berlangsung saat menghadiri acara pernikahan Riyan Israyudin dan Mega Dewi di Kabupaten Klungkung, Bali. Menag menyampaikan bahwa menghormati orang tua adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh anak, tanpa memandang agama atau latar belakang lainnya. “Apapun keadaan dan perbedaan agama yang ada, anak wajib menghormati dan menghargai kedua orang tuanya,” ujar Menag.
Pernikahan antara Riyan dan Mega Dewi menjadi sorotan, sebab Mega Dewi yang sebelumnya beragama Hindu memutuskan untuk menjadi seorang Muslim pada 2 Desember 2024. Mega Dewi merupakan putri dari Komang Sri Marheni, Kepala Kanwil Kemenag Bali. Menag juga mengingatkan pasangan pengantin untuk selalu meminta doa dari orang tua mereka dan mendoakan orang tua mereka, meskipun terdapat perbedaan agama atau budaya. Menurut Menag, doa orang tua memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa dan tidak terhalang oleh perbedaan agama.
Lebih lanjut, Menag menyatakan bahwa doa orang tua, baik dari ayah maupun ibu, akan diterima oleh Tuhan tanpa memandang agama mereka. Begitu pula doa seorang anak untuk orang tuanya. Menag mengungkapkan bahwa dalam konteks doa, tidak ada perbedaan spiritual antara agama-agama, termasuk Islam dan Hindu. Kedua agama tersebut mengajarkan nilai yang sama mengenai pentingnya menghormati dan mendoakan orang tua.
Baca Juga : Masa Nifas dalam Pandangan Islam: Perempuan Wajib Memahaminya
Menag juga menyoroti pentingnya menghormati orang tua meskipun mereka beragama berbeda, dengan mengutip contoh dari sejarah Islam. Salah satu kisah yang disebutkan adalah tentang Handhalah, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Handhalah berasal dari suku Aus dan memutuskan untuk masuk Islam, sementara ayahny. Abu Amir bin Shaifi Ar-Rahib, menentang Islam dan berperang melawan umat Muslim. Meskipun ayahnya menjadi musuh Islam, Handhalah tetap diwajibkan untuk berbakti kepada orang tuanya. Bahkan, saat Handhalah ingin membunuh ayahnya yang memusuhi Rasulullah SAW, Nabi Muhammad melarangnya.
Contoh lain yang disebutkan adalah kisah Abdullah bin Abdullah bin Ubay, yang ayahnya, Abdullah bin Ubay bin Salul, adalah pemimpin kaum munafiqin. Ketika Abdullah bin Abdullah meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk membunuh ayahnya. Nabi juga melarangnya dan memerintahkan untuk tetap berbuat baik kepada ayahnya. Ini menunjukkan betapa pentingnya sikap hormat kepada orang tua, meskipun mereka menentang ajaran agama yang diyakini oleh anak mereka.
Menag juga mengingatkan tentang kisah Sa’ad bin Abi Waqqash, salah satu sahabat Nabi yang masuk Islam pada usia muda. Ibu Sa’ad menentang keputusan anaknya untuk menjadi Muslim dan bahkan melakukan mogok makan dan minum untuk menggoyahkan iman Sa’ad. Namun, setelah tiga hari, sang ibu berhenti melakukan upaya tersebut. Di tengah situasi ini, turunlah tiga ayat dari Al-Qur’an yang mengingatkan Sa’ad untuk tetap berbakti kepada ibunya meskipun ada perbedaan agama di antara mereka.
Melalui kisah-kisah para sahabat tersebut, Menag menegaskan bahwa ajaran Islam mengajarkan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan orang tua. Meskipun ada perbedaan keyakinan atau agama. Hormat kepada orang tua adalah nilai universal yang tidak terbatas oleh agama atau budaya. Sebagai penutup, Menag mengajak umat untuk selalu menjaga hubungan baik dengan orang tua, karena doa mereka memiliki kekuatan yang luar biasa bagi kehidupan anak-anak mereka.
Simak Juga : Inovasi Industri Kecantikan Terkini di Dunia Sepanjang 2024